Hasil kali kelarutan merupakan nilai tetapan kesetimbangan garam atau basa yang sukar larut dalam larutan jenuh. Hasil kali kelarutan dapat diperoleh dari hasil kali kelarutan ion - ion zat tersebut dipangkatkan dengan koefisiennya masing - masing. Nilai Ksp dapat digunakan untuk mengetahui suatu zat masih bisa terlarut atau sudah mengendap. Dengan membandingkan antara hasil kali konsentrasi ion - ion yang dicampurkan (Qsp) dengan hasil kali kelarutannya (Ksp) maka diperoleh ketentuan yaitu apabila Qsp > Ksp maka suatu larutan akan membentuk endapan, apabila Qsp = Ksp maka suatu larutan dikatakan tepat jenuh namun belum membentuk endapan, dan apabila Qsp < Ksp maka suatu larutan dikatakan tidak terbentuk endapan (Melati,2019). Hasil kali kelarutan (Ksp) berkaitan dengan terjadinya suatu pengendapan. Dimana pengendapan terjadi karena ion logam tersebut berada dalam bentuk persenyawaan yang harga hasil kali konsentrasi ion - ionnya melebihi harga hasil kali kelarutan (Ksp
K onsentrasi kritis misel adalah konsentrasi awal dimana molekul yang tunggal mengalami agregasi membentuk misel. Dalam larutan konsentrasi yang rendah, molekul - molekul dari surfaktan berada dalam keadaan random. Dengan meningkatnya konsentrasi larutan, molekul - molekul surfaktan saling menata diri membentuk suatu agregat (Trisunaryanti, 2018). Surfaktan ( surface active agent ) merupakan zat aktif permukaan yang mempunyai gugus hidrofil dan hidrofob yang berfungsi menurunkan tegangan permukaan air dan tegangan antarmuka larutan surfajtan dengan larutan kotoran sehingga dapat melepaskan kotoran yang menempel pada permukaan bahan. Adapun contoh surfaktan dalam kehidupan sehari hari yaitu detergen, sabun pencuci piring, dan berbagai produk pembersih lainnya (Juni et al ., 2013). Gambar 1. Struktur Surfaktan Surfaktan merupakan molekul yang memiliki gugus hidrofilik yang dapat berinteraksi dengan fase air. Disamping itu, surfaktan juga memiliki gugus hidrofobik