Hasil kali kelarutan merupakan nilai tetapan kesetimbangan garam atau basa yang sukar larut dalam larutan jenuh. Hasil kali kelarutan dapat diperoleh dari hasil kali kelarutan ion - ion zat tersebut dipangkatkan dengan koefisiennya masing - masing. Nilai Ksp dapat digunakan untuk mengetahui suatu zat masih bisa terlarut atau sudah mengendap. Dengan membandingkan antara hasil kali konsentrasi ion - ion yang dicampurkan (Qsp) dengan hasil kali kelarutannya (Ksp) maka diperoleh ketentuan yaitu apabila Qsp > Ksp maka suatu larutan akan membentuk endapan, apabila Qsp = Ksp maka suatu larutan dikatakan tepat jenuh namun belum membentuk endapan, dan apabila Qsp < Ksp maka suatu larutan dikatakan tidak terbentuk endapan (Melati,2019). Hasil kali kelarutan (Ksp) berkaitan dengan terjadinya suatu pengendapan. Dimana pengendapan terjadi karena ion logam tersebut berada dalam bentuk persenyawaan yang harga hasil kali konsentrasi ion - ionnya melebihi harga hasil kali kelarutan (Ksp) senyawa tersebut. Hasil kali kelarutan (Ksp) adalah hasil kali dari konsentrasi ion-ion dalam larutan jenuh pada keadaan suhu tertentu. Hal ini yaitu setelah masing-masing konsentrasi ion - ion dipangkatkan dengan koefisiennya menurut persamaan ionisasi senyawanya (Kristyaka, 2018).
Kelarutan (Solubility) adalah kelarutan adalah konsentrasi molar zat sukar larut dalam air. Kelarutan (khususnya untuk zat yang sukar larut, seperti AgCl, PbCl2, CaCO3 dan BaCO3) dinyatakan dalam satuan mol/L atau molar. Hasil kali kelarutan Ksp (Solubility Product Constant) adalah hasil kali konsentrasi di ion-ion dari larutan jenuh garam yang sukar larut dalam air, dan dipangkatkan dengan koefisien menurut persamaan ionisasinya. Pada senyawa AxBy terionisasi menjadi xAy+ dan yBx- didalam air dan mengalami reaksi kesetimbangan (Mawarnis, 2021). Pada penelitian penghapusan kation logam berat dengan besi valensi nol skala nano tersulfida (Sn-n2VI) : mekanisme reaksi dan peran belerang menunjukkan produk korosi S-n2VI berupa lepidocrocite (X-FeCOOH) atau magnetit (Fe3O4), tergantung jenis logam beratnya. Mekanisme penyisihan sangat bergantung pada tetapan hasil kali kelarutan (Ksp) logam sulfida. Untuk Hg (II) dan Ag (I), dengan Ksp dari logam sulfida lebih rendah dari besi sulfida (Liang et al., 2021). Berdasarkan penelitian Dewi (2020), antara kelarutan dan pengadukan memiliki waktu khusus. Hal ini menunjukkan konsentrasi yang menghubungkan antara variasi Suhu pada sumbu x dan Ksp pada suhu y. Hasil ini dapat disimpulkan bahwa kelarutan dalam air dipengaruhi oleh variasi konsentrasi.
DAFTAR PUSTAKA
Dewi, S. R., N. N. Chairunisa, R. A. Nugrahani, T. D. Ningsih, N. H. Fithryah dan M. Kosasih. 2020. "Pembuatan dan Karakterisasi Kelarutan dalam Air dan Biodegradibilitas Bioplastik dari Campuran Dedak Padi Jagung. Jurnal UMJ. Vol. 1(1) : 1-10.
Kristyaka, H. S. R. 2018. "Optimasi Kondisi Proses Pengendapan Hidroksida Logam-logam Berat Kromium dan Nikel secara bertingkat dalam Limbah Cair Elektroplating". Jurnal Ilmiah Konderang Tingang. Vol. 9(2) : 150-165.
Liang, L., X. Li, Y. Guo, Z. Lin, X. Su dan B.Liu. 2021. "The Removal of Heavy Metal Cations by Sulfidated Nanoscale Zero-Valent Iron (S-n2VI) : The Reaction Mechanism and The Role of Sulfur". Journal of Hazardous Materials. Vol. 404(1) : 1-8.
Mawarnis, E. R. 2021. Kimia Dasar II. Yogyakarta : Penerbit Deepublish.
Melati, R. R. 2019. Asam, Basa, dan Garam. Jakarta : Penerbit Duta.
Komentar
Posting Komentar