Langsung ke konten utama

Volume Molar Parsial

 Volume Molar Parsial 

        Volume parsial molar merupakan konstribusi volume setiap komponen terhadap volume total suatu lautan. Jika hal itu terjadi pada sistem larutan yang terdiri dari pelarut dan zat terlarut akan diperoleh volume total larutan yang tidak ditentukan dari jumlah volume pelarut dan volume zat terlarut. Volume total larutan sangat bergantung pada komposisi pelarut dan zat terlarut. Saat terjadi proses pelarutan maka zat terlarut akan tersolvasi dalam pelarut sehingga molekul zat terlarut akan dikelilingi oleh molekul - molekul pelarut (Rohyani, 2018).

        Volume molar adalah salah satu sifat termo-fisik yang penting dan berhubungan langsung dengan sejumlah besar - besaran fisik dasar lainnya seperti parameter kisi, ekspresi termal, dan kerapatan. Untuk merancang material komponen dan multifase, perlu memodelkan semua fase bersaing yang relevan. Selain itu, pengetahuan tentang stabilitas fasa dan kinetika transformasi fasa juga sangat penting untuk mendapatkan fisik fasa yang akurat dalam paduan yang terdiri dari banyak fasa pada kondisi tertentu (Huang et al., 2020). 

        Pada percobaan ini, digunakan larutan NaCl dan juga akuades. Larutan NaCl akan ditentukan berat jenis, molalitas, volume molar nyata dan volume molar. Langkah pertama yang dilakukan yaitu mengencerkan larutan induk NaCl 5 M menjadi 5 macam konsentrasi yaitu konsentrasi 0,5 M, 1 M, 1,5 M, 2 M, dan 2,5 M. Pengenceran larutan baku dapat dilakukan dengan memipet larutan baku induk dengan pipet volume, lalu memasukkannya ke dalam labu takar yang sesuai, kemudian diencerkan dengan air sampai batas tanda pada labu takar. Untuk mengetahui volume yang perlu dari larutan baku yang perlu diencerkan dengan aquades yaitu dengan menghitung menggunakan rumus pengenceran V1 x M1 = V2 x M2. (Rohman et al., 2021). 

    Massa jenis didefinisikan sebagai berat per satuan volume suatu zat. Massa jenis merupakan perbandingan antara massa dan volume suatu zat. Untuk menentukan massa jenis zat cair, dapat dilakukan dengan menggunakan piknometer dan mengukur massa zat cair dengan menghitung selisih massa piknometer sebelum diisi zat cair dan setelah diisi zat cair. Selisih massa tersebut adalah massa zat cairnya. Untuk mengukur massa zat cair dapat menggunakan neraca analitik (Rahma et al., 2020).

Gambar 1. Piknometer
        Penentuan massa jenis dengan menggunakan piknometer didasarkan pada penimbangan massa air dalam piknometer yang mempunyai volume pada temperatur tertentu. Volume piknometer ditentukan menggunakan aquades sebagai cairang yang terkalibrasi. Setelah didapatkan massa jenis dari suatu larutan, maka kita dapat menghitung molalitas, volume molar nyata, beserta volume molar (Yuliani, 2019). 


DAFTAR PUSTAKA 

Huang, D., S. Liu dan Y. Du. 2020. Modeling On The Molar Volume Of The Al-Cu-Mg-Si System.                     Calphad. Vol.68 (1): 1-10.

Rahma, N., Mariyamah, S.P. Sari, R. Ahsanunnisa dan A. Oktasari. 2020. Limbah Ampas Tebu Bernilai               Jual. Palembang: Insan Cendekia. 

Rohman, A., S. Martono, Sudjadi dan A. Mursyidi. 2021. Analisis Obat Secara Volumetri. Yogyakarta:               Gadjah Mada University Press. 

Rohyani, Y. 2018. Kimia Fisika. Yogyakarta: Deepublish. 

Yuliani, H.R. 2019. Neraca Massa Dan Neraca Panas. Yogyakarta: Deepublish. 








Komentar