Assalamualaikum
wr.wb.
Perkenalkan
saya Suzi Guci Arnis dengan NIM F1C121002. Pada blog kali ini saya akan
membahas mengenai salah satu percobaan pada Praktikum Kimia Fisik Lanjutan
yaitu percobaan mengenai "Diagram Biner".
Praktikum Kimia Fisik Lanjutan ini merupakan salah
satu praktikum yang wajib di kontrak oleh mahasiswa semester 4 di Program Studi
Kimia, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Jambi. Pada Praktikum Kimia
Fisik Lanjutan, ada Kakak dan Abang yang menjadi asisten laboratorium, yaitu
Kak Putri Ramadhanti, S.Si. dan Bang Andreas Sihotang (F1C119051). Nah, Kakak
dan Abang Asisten Laboratorium akan memberikan ilmunya kepada kami dan juga
mendampingi kami selama 7 (Tujuh) percobaan Praktikum Kimia Fisik Lanjutan pada
semester ini.
Praktikum Kimia Fisik Lanjutan dilaksanakan setiap
hari Jum'at, pada jam 13.30 nih gais. Pada tanggal 10 Maret 2023, kami sebagai
praktikan dari R-02 angkatan 2021 melakukan percobaan ke-dua mengenai
"Diagram Biner". Percobaan ini dilakukan untuk menentukan suhu
kelarutan kritis dari fenol dengan cara melarutkan fenol dalam air. Fenol dan
air merupakan senyawa yang memiliki sifat berbeda, dimana fenol merupakan
senyawa non polar, sedangkan air merupakan senyawa polar. Sehingga kedua
senyawa ini tidak dapat bercampur dan harus dilakukan pemanasan terlebih dahulu
agar fenol larut dalam air.
Fenol merupakan senyawa organik yang
mempunya gugus hidroksil yang terikat pada cincin benzena. Senyawa fenol
memiliki nama lain seperti asam karbolik, fenat monohidroksi benzena, asam
fenat, asam fenilat, fenil hidroksi, oksibenzena, benzol, monofenol, fenil
hidrat, fenilat alkohol, dan fenol alkohol (Nair et al., 2008).
Fenol memiliki sifat yang lebih asam dibandingkan dengan alkohol, tetapi lebih
basa daripada asam karbonat karena fenol dapat melepaskan ion H+
dari gugus hidroksilnya. Lepasnya ion H+ menjadikan anion fenoksida
C6H5O- dapat melarut dalam air. Fenol
mempunyai titik leleh 41 dan titik didih 181.
Fenol memiliki kelarutan yang terbatas dalam air yaitu 8,3 gr/100 mL (Fessenden
dan Fessenden, 1992). Adapun rumus struktur dari fenol, yaitu sebagai
berikut.
Gambar
1. Struktur Senyawa Fenol
Air adalah suatu molekul dari persenyawaan unsur kimia berwujud cair yang
tidak berwarna, tidak berbau dan tidak berasa. Molekul air terbentuk dari
persenyawaan satu atom oksigen yang mengikat dua atom hidrogen. Adapun sifat
kimia dari air yaitu air memiliki titik beku 0 pada tekanan 1 atm, titik didih 100 dan kerapatan 1,0 g/cm3 pada suhu 4.
Air memiliki ukuran molekul yang sangat kecil, bergaris tengah 3x10-8
cm. Air dapat berwujud cair, gas (uap air) dan padat (es). Air yang berwujud
cair memiliki kandungan elektrolit yang lemah, karena didalamnya terkandung
ion-ion yang bereaksi dalam kesetimbangan (Mustofa, 2022).
Pada percobaan ini digunakan fenol dalam bentuk padat sebanyak 2,5 mL
yang ditampatkan pada erlenmeyer. Kemudian fenol ditambahkan air melalui buret
sampai warna larutan menjadi putih keruh yang menandakan terbentuknya dua fasa
yaitu fenol dan air yang tidak homogen. Selanjutnya, dilakukan pemanasan
terhadap larutan hingga fenol larut dalam air yang ditandai dengan larutan
menjadi jernih, pada proses pelarutan fenol dalam air dengan penangas air
dicatat suhu yang dicapai saat fenol larut. Kemudian diletakkan pada suhu
ruangan dan dicatat kembali suhunya. Hal ini sesuai dengan literatur, bahwa
kelarutan dari suatu zat sangat bergantung pada pelarutnya serta suhu dan juga
tekanan pada saat proses melarutkan. Tingkat kelarutan dari suatu zat dalam
pelarut diukur sebagai konsentrasi jenuhnya (saturation) yang artinya penambahan
suatu solute tidak akan membuat konsentrasi dalam larutan meningkat. Secara
umum pelarut merupakan suatu cairan/liquid dalam bentuk tunggal maupun campuran
(Imithani et al., 2017).
Dalam percobaan ini, dilakukan variasi jumlah penambahan air untuk membuktikan
kelarutan sistem biner fenol air. Kelarutan fenol dan air akan berubah apabila
kedalam campuran itu ditambahkan salah satu komponen penyusunnya yaitu fenol
atau air. Adapun bentuk dari kurva biner fenol-air adalah sebagai berikut :
Gambar
2. Kurva Biner Fenol-Air
Dapat dilihat dari fasenya, pada sistem biner fenol-air,
terdapat dua jenis campuran yang dapat berubah pada kondisi tertentu. Suatu
fase didefinisikan sebagai bagian sistem yang seragam atau homogen diantara
keadaan submakroskopiknya, tetapi benar-benar terpisah dari bagian sistem yang
lain oleh batasan yang jelas dan baik. Campuran padatan atau dua cairan yang
tidak saling bercampur dapat membentuk fase terpisah. Sedangkan campuran
gas-gas adalah satu fase karena sistemnya yang homogen. Simbol umum untuk
jumlah fase adalah P (Dogra, 2013).
Pada percobaan ini, ditentukan grafik
hubungan fraksi mol fenol terhadap suhu yang menunjukkan titik suhu kritis
berada pada suhu 62,5 dengan komposisi campurannya berada pada
fraksi mol fenol 0,1224 dan fraksi mol air 0,8775. Hal ini menunjukkan bahwa
pada suhu 62,5,
komponen yang berada dalam kurva merupakan sistem dua fase dan komponen luar
kurva atau diluar titik kritis komponen merupakan sistem satu fase. Komponen
berada pada satu fase pada saat campurannya jernih atau sudah homogen pada suhu
yang lebih tinggi, sedangkan komponen berada pada dua fase ketika dilakukan
penambahan air yang menyebabkan terbentukan dua lapisan yaitu lapisan fenol dan
air sehingga larutan menjadi keruh. Perubahan warna ini menunjukkan pengaruh
suhu terhadap kelarutan.
DAFTAR PUSTAKA
Dogra, S.K., S. Dougra dan U.
Mansyur. 2013. Kimia Fisik dan Soal-soal.
Jakarta: UI Press.
Fessenden, R.J dan J.S. Fessenden. 1992.
Kimia Organik Jilid I. Jakarta:
Erlangga.
Imtihani , H.N., R.A. Wahyuono dan
S.N. Permatasari. 2017. Biopolimer
Kitosan dan Penggunaannya dalam Formulasi Obat. Gresik: Penerbit Graniti.
Mustofa, A. 2022. Buku Ajar Mata Kuliah Ekologi Perairan.
Jepara: UNISNU Press.
Novidiantoko, D. 2019. Kimia Dasar: Konsep dan Aplikasi dalam
Ilmu Tanah. Yogyakarta: Penerbit Deepublish.
Komentar
Posting Komentar